Minggu, 08 Juli 2012
20.49
| Diposting oleh
Unknown
|
HADIST
ZAKAT & SHODAQOH
Bersodaqoh pahalanya sepuluh, memberi hutang (tanpa bunga) pahalanya delapan belas, menghubungkan diri dengan kawan-kawan pahalanya dua puluh dan silaturrahmi (dengan keluarga) pahalanya dua puluh empat. (HR. Al Hakim)
Yang dapat menolak takdir ialah doa dan yang dapat memperpanjang umur yakni
kebajikan (amal bakti). (HR. Ath-Thahawi)
Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu sodaqoh jariyah,
pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak
(baik laki-laki maupun perempuan) yang mendoakannya. (HR. Muslim)
Allah Tabaraka wata'ala berfirman (di dalam hadits Qudsi): "Hai anak Adam,
infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu." (HR.
Muslim)
Orang yang mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang miskin ibarat
berjihad di jalan Allah dan ibarat orang shalat malam. Ia tidak merasa lelah dan
ia juga ibarat orang berpuasa yang tidak pernah berbuka. (HR. Bukhari)
Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, "Sodaqoh yang bagaimana yang
paling besar pahalanya?" Nabi Saw menjawab, "Saat kamu bersodaqoh hendaklah kamu
sehat dan dalam kondisi pelit (mengekang) dan saat kamu takut melarat tetapi
mengharap kaya. Jangan ditunda sehingga rohmu di tenggorokan baru kamu berkata
untuk Fulan sekian dan untuk Fulan sekian." (HR. Bukhari)
Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya hendaklah dia
mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain. (HR. Ahmad)
Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sodaqoh) sebutir kurma.
(Mutafaq'alaih)
Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sodaqoh.
(HR. Al-Baihaqi)
Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit (dari kalanganmu)
dengan bersodaqoh dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana. (HR.
Ath-Thabrani)
Tiada seorang bersodaqoh dengan baik kecuali Allah memelihara kelangsungan
warisannya. (HR. Ahmad)
Naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat adalah sodaqohnya. (HR. Ahmad)
Tiap muslim wajib bersodaqoh. Para sahabat bertanya, "Bagaimana kalau dia tidak
memiliki sesuatu?" Nabi Saw menjawab, "Bekerja dengan ketrampilan tangannya
untuk kemanfaatan bagi dirinya lalu bersodaqoh." Mereka bertanya lagi. Bagaimana
kalau dia tidak mampu?" Nabi menjawab: "Menolong orang yang membutuhkan yang
sedang teraniaya" Mereka bertanya: "Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?"
Nabi menjawab: "Menyuruh berbuat ma'ruf." Mereka bertanya: "Bagaimana kalau dia
tidak melakukannya?" Nabi Saw menjawab, "Mencegah diri dari berbuat kejahatan
itulah sodaqoh." (HR. Bukhari dan Muslim)
Apa yang kamu nafkahkan dengan tujuan keridhoan Allah akan diberi pahala
walaupun hanya sesuap makanan ke mulut isterimu. (HR. Bukhari)
Sodaqoh paling afdhol ialah yang diberikan kepada keluarga dekat yang bersikap
memusuhi. (HR. Ath-Thabrani dan Abu Dawud)
Satu dirham memacu dan mendahului seratus ribu dirham. Para sahabat bertanya,
"Bagaimana itu?" Nabi Saw menjawab, "Seorang memiliki (hanya) dua dirham. Dia
mengambil satu dirham dan bersodaqoh dengannya, dan seorang lagi memiliki
harta-benda yang banyak, dia mengambil seratus ribu dirham untuk
disodaqohkannya. (HR. An-Nasaa'i)
Orang yang membatalkan pemberian (atau meminta kembali) sodaqohnya seperti
anjing yang makan kembali muntahannya. (HR. Bukhari)
Barangsiapa diberi Allah harta dan tidak menunaikan zakatnya kelak pada hari
kiamat dia akan dibayang-bayangi dengan seekor ular bermata satu di tengah dan
punya dua lidah yang melilitnya. Ular itu mencengkeram kedua rahangnya seraya
berkata, "Aku hartamu, aku pusaka simpananmu." Kemudian nabi Saw membaca firman
Allah surat Ali Imran ayat 180: "Dan janganlah orang-orang yang bakhil dengan
harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka bahwa
kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu buruk bagi mereka.
Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari
kiamat. Dan kepunyaan Allah lah segala warisan (yang ada) di langit dan di
bumi." (HR. Bukhari)
Tiada suatu kaum menolak mengeluarkan zakat melainkan Allah menimpa mereka
dengan paceklik (kemarau panjang dan kegagalan panen). (HR. Ath-Thabrani)
Barangsiapa memperoleh keuntungan harta (maka) tidak wajib zakat sampai tibanya
perputaran tahun bagi pemiliknya. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Penjelasan:
Perhitungan perputaran tahun (haul) untuk menunaikan zakat ialah dengan tahun Hijriyah.
Perhitungan perputaran tahun (haul) untuk menunaikan zakat ialah dengan tahun Hijriyah.
Tentang sodaqoh yang seakan-akan berupa hadiah, Rasulullah Saw bersabda:
"Baginya sodaqoh dan bagi kami itu adalah hadiah." (HR. Bukhari)
Allah Ta'ala mengharamkan bagiku dan bagi keluarga rumah tanggaku untuk menerima
sodaqoh. (HR. Ibnu Saad)
Penjelasan:
Nabi Saw menolak menerima sodaqoh tetapi mau menerima hadiah.
Nabi Saw menolak menerima sodaqoh tetapi mau menerima hadiah.
Tidak ada iri hati kecuali terhadap dua perkara, yakni seorang yang diberi Allah
harta lalu dia belanjakan pada sasaran yang benar, dan seorang diberi Allah ilmu
dan kebijaksaan lalu dia melaksanakan dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)
Allah mengkhususkan pemberian kenikmatanNya kepada kaum-kaum tertentu untuk
kemaslahatan umat manusia. Apabila mereka membelanjakannya (menggunakannya)
untuk kepentingan manusia maka Allah akan melestarikannya namun bila tidak, maka
Allah akan mencabut kenikmatan itu dan menyerahkannya kepada orang lain. (HR.
Ath-Thabrani dan Abu Dawud)
Abu Dzarr Ra berkata bahwa beberapa sahabat Rasulullah Saw berkata, "Ya
Rasulullah, orang-orang yang banyak hartanya memperoleh lebih banyak pahala.
Mereka shalat sebagaimana kami shalat dan berpuasa sebagaimana kami berpuasa dan
mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka." Nabi Saw lalu berkata,
"Bukankah Allah telah memberimu apa yang dapat kamu sedekahkan? Tiap-tiap ucapan
tasbih adalah sodaqoh, takbir sodaqoh, tahmid sodaqoh, tahlil sodaqoh, amar
makruf sodaqoh, nahi mungkar sodaqoh, bersenggama dengan isteri pun sodaqoh."
Para sahabat lalu bertanya, "Apakah melampiaskan syahwat mendapat pahala?" Nabi
menjawab, "Tidakkah kamu mengerti bahwa kalau dilampiaskannya di tempat yang
haram bukankah itu berdosa? Begitu pula kalau syahwat diletakkan di tempat
halal, maka dia memperoleh pahala. (HR. Muslim)
Tiap-tiap amalan makruf (kebajikan) adalah sodaqoh. Sesungguhnya di antara
amalan makruf ialah berjumpa kawan dengan wajah ceria (senyum) dan mengurangi
isi embermu untuk diisikan ke mangkuk kawanmu. (HR. Ahmad)
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
Catatan Perjalanan B 1 MRZ. Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar